Senin, 16 Januari 2017

Magrib – jangan keluar



Magrib – jangan keluar

Masih ingat dalam ingatan, ketika kecil selalu disuruh pulang jika sudah magrib, yang maksudnya sebelum magrib sudah di rumah. Diminta juga untuk menutup pintu, jendel, pertanda waktu malan akan datang. Yang di rumah dilarang untuk bepergian saat magrib tiba, sehingga untuk mengajipun menunggu beberapa saat setelah magrib baru keluar sambil menyampar yang lainnya untuk mengaji. Demikian keeharian waktu kecil menjelang magrib, kalau ditanyakan pasti jawabannya banyak setan, atau entar setan masuk, dst yang menyangkut setan di saat magrib.
Ternyata larangan orang tua dulu itu tersebut bukan tidak berdasar, Rasulullah Saw menjelaskan agar seseorang menahan diri di dalam rumah saat hari mulai gelap (maghrib) sampai waktu isya' tiba.

Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di petang hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu syaitan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, kerana sesungguhnya syaitan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula minuman dan makanan kalian dan berdzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian!" (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada saat hari mulai gelap, syaitan mulai datang dan menyebar mencari tempat tinggal. Beberapa tempat yang disenangi syaitan adalah : rumah yang kosong, sebagian mereka berlindung diantara sekelompok manusia yang tengah berkumpul (duduk-duduk), tempat sampah, dan tempat-tempat kotor lainnya. Setang juga menjadikan anak kecil sebagai tempat berlindung dan mengganggunya kemudian meninggalkannya, sehingga suka didapati anak kecil menangis tanpa sebab yang jelas.
Dengan demikian, tinggallah di rumah saat magrib tiba, tutup pintu, jendela yang dapat memungkinkan setan masuk, tutup makanan agar tidak diciuminya atau bila dalam perjalanan berkendaraan, perlahan lajunya, bila ada masjid sholat magrib, baru lanjutkan perjalanan. Wallohu’alam.

Tidak ada komentar: