1. Sofjan Wanandi
Sofjan Wanandi dikenal dekat dengan Jusuf Kalla. Tidak heran karena
keduanya sudah kenal baik sejak lama. Bahkan, seorang petinggi PDIP
mengaku Sofjan sudah sejak lama melobi Megawati untuk memasangkan Kalla
dengan Jokowi. Sejak tahun 2013, Sofjan di berbagai kesempatan
menyatakan bakal mengeluarkan Rp 2 triliun bila sekondanya, Jusuf Kalla,
dipasangkan dengan Jokowi. Sofjan sendiri tercatat memiliki kekayaan
lebih dari Rp 3 triliun. Sofjan kini memimpin Asosiasi Pengusaha
Indonesia. (Baca: Sofjan Wanandi)
2. Tahir
Tahir tak lain ipar James Riady. Rosy Riady, isteri Tahir, adalah
putri dari Mochtar Riady. Majalah Forbes menyebut, kekayaan Tahir per
Maret 2013 sekitar US$ 2 miliar. Dia berada di peringkat ketujuh orang
terkaya di Indonesia. Tahir sukses dengan Grup Mayapada. Tahun lalu, ia
menymbangkan sejumlah bus untuk membantu Jokowi membangun citra Jakarta.
3. Rusdi Kirana
Rusdi Kirana bersama kakaknya, Kusnan Kirana, tercatat sebagai orang kaya ke-29 menurut majalah Forbes
pada November 2013. Keduanya sukses mendirikan maskapai penerbangan
Lion Air. Dengan kekayaan yang mencapai US$ 1 miliar, Rusdi bergabung
dengan tim pemenangan Jokowi-JK sebagai anggota Dewan Pengarah.
4. Jacob Soetoyo
Direktur PT Gesit Sarana Perkasa ini mempunyai jaringan yang kuat
untuk lobi-lobi internasional. Jacob, yang juga menjadi Dewan Pengawas
Center of Strategic and International Studies (CSIS), menyediakan
rumahnya di Permata Hijau untuk pertemuan Jokowi dengan perwakilan asing
di Jakarta, antara lain dengan Dubes Amerika Serikat (AS) Robert O’
Blacke, Duta Besar Myanmar, Meksiko, Turki, Norwegia dan Vatikan.
Sebelumnya, Jacob juga sudah memfasilitasi pertemuan antara Jokowi
dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad di rumah
Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta.
5. James Riyadi
James Riyadi yang bernama asli Li Bái adalah
seorang misionaris Kristen fundamentalis. Ia pernah terlibat dalam kasus
sponsorship pemilihan presiden Amerika Serikat yang memenangkan Bill
Clinton. James Riyadi merupakan bos Group Lippo yang menguasai bermain
di pasar perbankan, properti, dan rumah sakit. Ia menjadi pendukung Joko
Widodo sejak pemilihan gubernur Jakarta. Namun, ia ditengarai bersaing
pengaruh pada Jokowi dengan Jacob Soetoyo yang Katolik. (Baca: James Riady dan Kristenisasi di Indonesia)
6. Anthony Salim
Anthony Salim atau Liem Hong Sien merupakan salah satu orang yang
masuk ke dalam 10 Tokoh Bisnis yang paling berpengaruh pada tahun 2005
oleh Warta Ekonomi. Predikat itu diberikan karena dirinya berhasil
membangun kembali Group Salim yang saat itu mengalami kegagalan yang
diakibatkan oleh krisis ekonomi tahun 1998. Saat krisis 1988 Salim Group
banyak mempunyai hutang hingga mencapai 55 Trilyun rupiah. Anthony
Salim yang memegang kekuasaan pada Salim Group akhirnya harus melunasi
hutangnya dengan cara menjual beberapa perusahaan yang dimilikinya yaitu
PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT Indomobil Sukses
Internasional. Meskipun demikian, Anthony Salim masih mempunyai beberapa
perusahaan besar yang tidak dia jual. Perusahaan tersebut antara lain
adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills. Kedua
perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil mie instant dan tepung
terigu terbesar di dunia.
7. Tommy Winata
Tommy Winata (lahir dengan nama 郭說鋒) merupakan pemilik Grup
Artha Graha atau Artha Graha Network. Usahanya terutama bergerak dalam
bidang perbankan, properti dan infrastruktur. Disamping usaha bidang
komersiil, TW juga dikenal sebagai pendiri Artha Graha Peduli, sebuah
Yayasan sosial, kemanusiaan dan lingkungan yang sering turun membantu
masyarakat di banyak daerah di Indonesia. Sesaat setelah Jokowi melantik
menteri, Tommy Winata terlihat dekat dengan Menteri Susi Pudjiastuti.
8. Edward Soeryadjaya
Ia yang bernama asli Tjia Han Pun adalah pemilik Ortus Group, sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang otomotif. Hubungan antara Edward
dengan Jokowi sangat dekat, apalagi Edward pernah mengeluarkan uang
dalam jumlah yang sangat besar dari koceknya sendiri untuk proyek
monorel. Ortus Group juga bahkan tengah dalam proses untuk mengakuisisi
saham PT JM hingga 90% atau mayoritas.
9. Robert Budi Hartono
Robert Budi Hartono yang bernama asli Oei Hwie Tjhong
adalah pemilik perusahaan rokok Djarum. Saat ini ada sebuah tren baru
di dunia maju untuk menekan industri rokok. Baik iklan maupun sponsor
rokok pada sejumlah kegiatan mulai dibatasi. Misalnya, Marlboro yang
pasarnya di Amerika mulai mendapat tekanan sehingga mencari pasar baru,
salah satu lahan basah tersebut adalah Indonesia. Inilah sebabnya Robert
Budi Hartono mendukung Jokowi untuk mengamankan bisnis dan pasarnya di
Indonesia.
Rabu, 16 November 2016
Langganan:
Postingan (Atom)