Bencana untuk kesombongan Fir'aun
Fir'aun dan para pembesarnya sangat terikat dengan
agama leluhur mereka – menyembah berhala nenek moyang mereka-, sehinga
tidak terpikirkan sama sekali untuk meninggalkannya. Bukan hanya itu,
bahkan mukjizat Nabi Musa, dengan
tangannya yang mengeluarkan sinar putih serta tongkatnya yang berubah
menjadi ular, tidaklah cukup untuk membuat mereka berpaling dari agama
leluhur mereka. Sebaliknya secara terbuka mereka berkata:
وَقَالُواْ مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِ مِن آيَةٍ لِّتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ
"Bagaimanapun
kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan
keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan pernah beriman
kepadamu". (QS Al A'raaf [7]: 132).
Karena sikapnya yang sombong, Allah mengirimkan sejumlah bencana untuk membuat mereka merasakan azab di dunia, sebelum siksaan abadi di alam keabadian kelak.
1. Azab kekeringan
Mereka
diberi masa kekeringan panjang dan musim paceklik, permukaan Sungai
Nil menyusut secara mencolok dan saluran irigasi tidak mampu
mengalirkan air yang cukup untuk lahan pertanian mereka. firman Allah,
QS 7: 130
وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَونَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِّن الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
"Dan
sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan
(mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan
supaya mereka mengambil pelajaran."
2. Azab panas menyengat
Panas
yang menyengat menyebabkan tanaman pertanian mengering. Musim kemarau
yang berkepanjangan men-cemaskan hati Fir'aun yang sebelumnya biasa
berkata kepada kaumnya sebagai berikut:
وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِن تَحْتِي أَفَلَا تُبْصِرُونَ
"Hai
kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah)
sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak
melihat(nya)?" (QS Az-Zukhruf [43]: 51).
Namun,
dengan kesombongannya, Fir’aun malah menganggap semua kejadian
tersebut karena kesialan yang dibawa oleh Musa dan bani Israil.
Karenanya, mereka memilih untuk menderita oleh bencana yang hebat.
3. Azab belalang dan atak
Selanjutnya,
Allah mengirimkan kepada mereka serangkaian bencana lain.
Bencana-bencana ini disebutkan sebagai berikut dalam Al Quran:
وَكَانُواْ
قَوْماً مُّجْرِمِينَ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ
وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُّفَصَّلاَتٍ
فَاسْتَكْبَرُواْ
Maka
Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah
sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan
mereka adalah kaum yang berdosa.
Namun,
bagaimanapun terjadinya bencana tersebut dan apa pun dampak yang
diakibatkannya, Fir'aun dan kaumnya tetap tidak berpaling kepada Allah
dengan penuh perhatian, mereka malah tetap bertahan dengan keangkuhan
dan kesombongannya. Ketika hukuman yang mengerikan menimpa mereka,
mereka segera memanggil Musa dan memintanya untuk menyelamatkan mereka
dari bencana. QS Al A'raaf [7]: 134-135)
"Hai
Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhamnu dengan (perantaraan)
kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu
dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman
kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu".
Allah menerangkan kepada Fir'aun dan para pembesarnya melalui Musa apa yang seharusnya mereka perhatikan, sebagai tanggapan mereka menolak dan menuduh Mu-sa kesurupan dan berdusta.
Fir'aun dengan kesombonannya ditenggelamkan Allah saat mengejar Bani Israil di lautan merah, padahal saat itu
bani Israil dalam keadaan terjebak, dan orang-orang Fir'aun mengira
bahwa mereka akan segera menangkapnya, Musa berkata, tanpa pernah
kehilangan kepercayaan akan pertolongan Allah:
قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
"
Musa menhawab: Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku
besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS Asy-Syu'araa'
[26]: 62)
Pada
saat itu Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israel dengan membelah
lautan. Fir'aun dan orang-orangnya tenggelam di dalam air yang menutup
di atas kepala mereka setelah bani Israil menyeberang dengan selamat. mr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar