Jumat, 10 Oktober 2008

Polusi Dunia Naik 3 Persen

Polusi Dunia Naik 3 Persen

Emisi karbon dioksida sebagai indikator pencemar paling utama mengalami kenaikan 3 persen antara tahun 2006 dan 2007. Laju kenaikan tersebut di atas perkiraan sejumlah pakar lingkungan bahkan disebut sebagai kondisi yang menyeramkan.

Keadaan tersebut mengejutkan karena di saat ekonomi global secara umum mengalami kelesuan ternyata masih menyumbang kenaikan laju pencemaran yang tinggi. Sebagain besar sumber polusi masih tetap berasal dari penggunaan batubara dan bahan bakar minyak.

China tercatat sebagai negara yang menyumbang polusi terbesar di dunia menggantikan posisi AS sejak tahun 2006. Berdasarkan estimasi BP PLC, salah satu perusahaan minyak raksasa dunia, emisi karbon dioksida yang dihasilkan aktivitas industri di China mencapai 2 miliar ton selama tahun 2007 atau naik 7,5 persen dari tahun sebelumnya. Sementara emisi karbon dioksida dari AS sebesar 1,75 miliar ton atau naik 2 persen dari tahun sebelumnya.

Laju pencemaran diperkirakan akan semakain tinggi terutama dari negara-negara berkembang yang tengah mengalami pertumbuhan industri sangat tinggi seperti China. India kini juga menggeser posisi ketiga yang dulu ditempati Russia.

Sesuai protokol Kyoto, China dan India termasuk dalam daftar negara berkembang yang tidak harus menurunkan emisi karbon dioksidanya seperti negara-negara maju. Namun, saat ini, negara-negara berkembang justru menyumbang 53 persen polusi karbon dioksida.

Negara-negara industri mulai menurunkan emisi karbon dioksidanya. Denamark berhasil menurunkan emisi sebesar 8 persen, Inggris dan Jerman sebesar 3 persen. Sementara Perancis dan Australia menurunkan sebesar 2 persen.

"Alam tak dapat menyerap karbon dioksida dari manusia," ujar Corinne Le Querre, profesor lingkungan dari Universitas East Anglia dan Survey Antartika Inggris (BAS). Apalagi, lanjutnya, dari tahun 1955-2000, hutan dan lautan sanggup menyerap sekitar 57 persen karbon dioksida, namun saat ini hanya sanggup menyerap 54 persen saja.

Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) memprediksi suhu Bumi akan meningkat antara 4-11 persen pada tahun 2100 akibat pencemaran tersebut. hal tersebut akan menyebabkan wabah penyakit semakain banyak, badai makain sering dan besar, serta kenaikan muka air laut. Jika laju emisi karbon dioksida lebih tinggi dari perkiraan, siap-siaplah bencana datang lebih awal.

Tidak ada komentar: