Minggu, 12 Oktober 2008

Mengangkat Derajat Yatim

Mengangkat Derajat Yatim

''Bukanlah yatim itu yang orang tuanya sudah meninggal, yatim adalah orang yang tidak punya ilmu dan adab.'' (Atsar ulama)
''Jika orang lain tinggi derajatnya, kamu juga sama. Kita harus bisa membalikkan dunia ini agar kita bisa berada pada posisi mereka (orang-orang sukses).' (Pepatah Arab)

Dengan dua kutipan di atas, {Ustadz Muhtaji} berusaha membakar semangat anak-anak yatim untuk bangkit maju, sehingga tidak kalah dengan mereka yang orang tuanya masih lengkap. ''Sebagai yatim, kita harus rajin belajar, mencari berbagai macam ilmu, sehingga derajat kita naik sama dengan bahkan lebih dibandingkan mereka yang bukan yatim. Tanamkan dalam diri kita semangat untuk menjadi orang hebat, mengikuti jejak langkah orang-orang yang maju,'' tegas Ustadz Muhtaji pada acara buka puasa bersama dan santunan anak-anak yatim yang digelar di sekretariat Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS), Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (27/9).

Ustadz Muhtaji memberikan tamsil yang sangat menggugah. Ia baru saja pulang umrah ke Tanah Suci. ''Ketahuilah, sesungguhnya minyak misk yang harganya mahal itu -- satu tetes kira-kira Rp 1,5 juta -- terbuat dari darah manjangan yang hina. Walaupun kita berasal dari orang-orang bawah atau rendahan, kalau kita punya keinginan kuat untuk maju, kita pun bisa sukses, dihargai, dan terpandang,'' paparnya.

YKS merupakan salah satu yayasan tertua di Kota Depok. Yayasan tersebut dirintis sejak tahun 1950-an, oleh orang-orang muda saat itu yang punya kepedulian terhadap nasib anak-anak yatim. Mereka antara lain {Madhasan, Matridi, Mushthofa}, dan {Tongke}.

Yayasan tersebut terus bertahan hingga kini. Kegiatan utamanya adalah memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak yatim di Kampung Parungbingung, Kelurahan Rangkapan Jaya, sampai lulus SLTA. Yayasan tersebut memiliki sekolah sendiri, yakni jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP, dan SMK. ''Namun, para yatim yang menjadi anak asuh YKS banyak pula yang menuntut ilmu di sekolah-sekolah lain, terutama di Depok dan Sawangan,'' kata Ketua YKS, {Ujang Tajuddin}.

Kegiatan lainnya adalah memberikan santunan Idul Fitri untuk yatim dan jompo, santunan Lebaran Yatim (10 Muharram), serta Pengajian Ittihadul Ummah yang digelar setiap hari Ahad. ''Dana reguler untuk berbagai kegiatan yayasan berasal dari partisipasi warga Kampung Parungbingung melalui para Ketua RT dan RW. Di samping itu, pengurus yayasan juga aktif mencari dana dari luar, berupa sumbangan yang tidak mengikat. Hal itu mengingat kebutuhan dana, terutama untuk biaya pendidikan anak-anak yatim terus meningkat,'' papar Ujang Tajudin yang didampingi Sekretaris YKS {Nanang Mahroja} dan Bendara YKS {Mursan.}

Pada Idul Fitri 1429 H, YKS memberikan santunan kepada 110 yatim dan 260 orang jompo. Santunan berupa beras, daging, uang pakaian, dan uang saku. ''Total dana santunan mencapai Rp 93 juta,'' ungkap Ujang Tajuddin.

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat Kampung Parungbingung. Mereka antara lain, pendiri YKS H. Madhasan, para pengurus YKS priode-priode sebelumnya, ketua RT dan RW, ulama dan guru, dan pengasuh Pengajian Ittihadul Ummah {Ustadz Kamaluddin}.

Dari Pengajian Ittihadul Ummah, pengurus terasnya semua berpartisipasi dalam acara santunan tersebut. Yakni, Jayati (ketua), Fatmawati (sekretaris), dan Saryati (bendahara). Mereka dibantu antara lain

Tidak ada komentar: