Kamis, 16 Oktober 2008

Inisiatif Muslim-Yahudi Perangi Narkoba di Ingris

Inisiatif Muslim-Yahudi Perangi Narkoba di Ingris

By Republika Contributor
Inisiatif Muslim-Yahudi Perangi Narkoba di Ingris Arifa,25 tahun, seorang perempuang Muslim muda di Inggris mengenang saat ia kecanduan narkoba. "Saya benar-benar jatuh ke dasar jurang ketika saya mencuri mobil teman dan mainan anaknya, hadiah dari sang nenek. Saat itu bukan masalah, yang penting lakukang, pikir kemudian," tutur Arifa. Kini ia telah sembuh total dan memutuskan untuk membantu mereka yang masih mencandu obat, zat yang juga hampir merusak dirinya.

"Itu langkah terbaik yang pernah saya buat. Saya telah mengalahkan jerat setan, memiliki pekerjaan, apartemen sendiri, penghaslan tetap dan anak yang paling mengagumkan. Saya telah berpisah dari pasangan, tapi kita tidak bisa memiliki segalanya bukan," ujar Arifa tersenyum.

Arifa bukanlah satu-satunya kaum muda Muslim di Inggris yang pernah terjerat Narkoba. Kisahnya hanyalah puzle dari potret kekinian banyak pemuda Muslim dan non Muslim di Inggris. Bukan cuma itu, tren penggunaan Narkoba di kalangan perempuan Muslim juga tengah meningkat. Namun harapan bagi para pecandu tetap terbuka di Inggris.

Salah satu harapan misal bisa ditemukan di distrik Redbridge, London. Imam Haroon Patel dan Rabbi Aryeh Sufrin mendirikan keanggotaan unik, persekutuan "Joining the Loop". Dalam peluncurannya bulan lalu di Ilford, London, dua pemimpin agama berbeda ini menerima sekitar 50 imam, pemimpin komunitas Muslim dan anggota dewan lokal.

"Joingin the Loop" adalah nama baik untuk acara di Ilford dan persaudaraan bersama antara Muslim dan Yahudi yang bertujuan memberantas Narkoba di dalam kedua komunitas. Selama acara itu, isu penyalahgunaan narkoba dan kecanduan dalam komunitas Muslim dan Asia didiskusikan dalam forum yang terbuka dan blak-blakan--topik yang ternyata sering kali dihindari oleh komunitas-komunitas tersebut.

Acara tersebut berhasil memicu kesadaran lebih besar akan pertemanan dan berbagi pengalaman antar anggota komunitas. Rabbi Aryeh Sufrin, sendiri adalah Yahudi Ortodok, sekaligus Direktur Yayasan Druglines, lembaga layanan narkoba yang telah lama berdiri di Redbridge. Lembaga ini menawarkan bantuan krisis yang tidak berdasarkan latar belakang agama.

"Saya sangat senang banyak pemimpin komunitas yang kini rutin mendatangi acara-acara dimana kami saling berbagi perhatian dan isu besar bersama," ujarnya. "Setiap orang dapat terjerumus dalam kecanduan, dan apa yang kita butuhkan ialah menggapai dengan tangan terbuka dan mendukung komunitas menyebarkan pesan, memberi tahu mereka jika layanan semacam itu benar-benar ada," kata Aryeh. "Drugline telah berpengalaman 15 tahun dalam narkoba dan kecanduan alkohol. Kini para ahli kami terbuka bagi mereka baik yang tidak atau sedikit mendapat bantuan," imbuh Rabi Aryeh.

Dulu sebuah laporan bejudul Ketakutan Stigmatisasi, Memerangi Penggunan Narkoba di Kalangan Komunitas Muslim di Distrik London Redbrige" pernah dipublikasikan oleh Liga Muslim Inggris bekerjasama dengan Tim Aksi Narkoba dan Alkohol Redbridge. Laporan tersebut didanai oleh Departemen Kesehatan dan didukung Universitas Central Lancashire.

Laporan ini ternyata membuat para pemimpin agama termasuk Imam Patel dan Rabi Aryeh menyadari jika Muslim dan Yahudi sama-sama memiliki budaya tabu tentang kecanduan narkoba. Itulah yang kemudian mendasari mereka mendirikan "Joining the Loop,". Berpartner dengan grup Muslim lokal QALB dan Liga Muslim Inggris, lembaga itu memberikan saran kepada penduduk Asia dan membentuk pusat sehari untuk orang-orang dengan masalah kesehatan mental.

Mendapat dana dari pemerintah lokal Redbridge, lembaga itu kini mampu mendesain dan menerapkan program latihan spesialis bagi grup terdiri 35 relawan. Grup itu kini sudah berpraktek di jalanan, menawarkan informasi narkoba, dukungan krisis, dan konseling dalam bahasa Urdu, Bengali, Gujarat, Ibrani, dan Yiddish, menjadikan satu-satunya organisasi bantuan di Inggris yang memberi layanan perbedaan.

"Sangat luar biasa menyentuh memiliki komunitas besar berisi pemimpin komunitas, aktivis, dan, pastor, dalam satu atap mendiskusikan masalah yang dianggap tabu oleh komunitas Asia dan Muslim," ujar Imam Patel. "Melalui ini, para Imam telah dibekali sehingga mampu menyampaikan pesan-pesan kepada komunitas. Tambahan bonus dalam persaudaraan dan keberlangsungan proyek membuat kami dapat berdiskusi bagaimana menjangkau dan membantu mereka yang membutuhkan," papar Imam Patel panjang lebar.

"Persaudaraan "Joining the Loop" benar-benar mengisi lubang besar dalam komunitas kami. Saya sangat senang dengan perkembangan layanan yang tersedia dalam berbagai bahasa. Bantuan tersebut benar-benar mutlak dipelukan," ujar Imam Patel lagi

Tidak ada komentar: